• Posted by : admin Martes, Mayo 9, 2017


    Vonis Penjara 2 Tahun untuk ahok akhirnya benar-benar diputuskan. Ada pro dan kontra berkenaan dengan persoalan ini, dan saking semangatnya demi menarik pemirsa dan rating tinggi,  beberapa stasiun televisi menyiarkan sidang dengan tiga layar,  layar tentang jalannya persidangan, layar tentang kubu pro Ahok dan  layar tentang yang Kontra ahok.

    Pro dan kontra adalah keniscayaan dalam dunia ini. Dan dengannya sebenarnya bisa dilihat dengan lebih jernih persoalan yang terjadi secara obyektif. Saya tidak akan menulis tentang pro dan kontra terkait putusan sidang terhadap Ahok, meski nurani saya mengatakan bahwa ini pelanggaran terhadap keadilan. Di tulisan ini saya hendak  mengulas sisi positif vonis penjara dua tahun untuk Ahok.  Bukan, saya justru belajar dari Ahok tentang bagaimana menghadapi sebuah situasi. Benar bahwa ada upaya banding namun nampaknya akan sia-sia dan akhirnya Ahok tetap dijebloskan ke dalam penjara selama dua tahun.

    Lalu apa sisi positif dari pemenjaraan Ahok? Ada beberapa hal yang bisa kita petik dari pemenjaraan Ahok, antara lain keteguhan pejuang nasionalis sejati dari orang yang dianggap bukan pribumi,Ahok. Yang berikutnya adalah pelajaran berharga bahwa kebaikan tetap harus tegar berdiri meskipun dihantam badai yang teramat kejam sedangkan yang ketiga, yang terakhir dari saya dan merupakan puncak dari tulisan ini adalah, pemenjaraan Ahok adalah PELURU yang dipergunakan Jokowi untuk menghantam semua musuh bangsa yang anti pancasila.


    Saya akan memulai menganalisa dari aspek pertama, Potret Keteguhan Sejati Seorang Nasionalis. Ahok adalah anak negeri yang sangat nasionalis. Meski dia dihantam dengan isu non pribumi, juga tentang tuduhan penistaan agama yang pada akhirnya  membawanya ke dalam penjara. Menghadapi semua situasi ini Ahok tetap tegar, tidak cengeng dan bahkan tidak hendak kabur “umroh kristen” demi menghindari proses hukum. Berbeda dengan Rizieq Shihab, sadar akan dipanggil polisi, maka dia kabur dan beralasan umroh, betapa kemudian menjadikan ritus keagamaan hanya sebagai topeng keterpengecutan.

    Dari Ahok, bangsa ini harus belajar apa itu pengabdian yang tulus dan sejati, apa itu pengorbanan yang di dalamnya penuh ketaatan dan tanpa jeritan tangis seolah dikriminaisasi, Dari Ahok bangsa ini bisa belajar apa itu ketegaran serta keteguhan.ketiga menghadapi persoalan yang sejatinya bukan kesalahannya. Dari Ahok yang dianggap non pribumi kita bisa belajar apa itu ksatria sejati bumi pertiwi yang merelakan semua hidupnya demi pengabdian. Dari Ahok pulalah kita bisa melihat persaudaraan sejati meski berbeda agama, dengan saudara angkatnya yang begitu menyanyanginya.

    Poin kedua dari Ahok yang bisa bangsa ini petik adalah bahwa Kebenaran memiliki caranya sendiri untuk mengatur hidupnya. Meski sudah didukung dengan segenap upaya dan perjuangan, namun nampaknya kebenaran masih “mengulur” waktunya untuk bangsa ini. Dan di sini, bangsa ini bisa belajar dari Ahok, betapa perjuangan dalam menegakkan kebenaran memang butuh totalitas yang sempurna, dan Ahok sudah memberi teladan di depan mata semua anak bangsa ini.

    Kebenaran akan tetap kebenaran meskipun terkadang  caranya hadir sulit untuk diprediksi. Dan dari Narasi Ahok, kebenaran sejatinya hendak mengajar semua manusia, bahwa dia tidak bisa diatur. Kebenaran akanmengatur alam semesta ini dan meskipun ada yang merasa bisa mengaturnya, itu hanyalah sesaat saja. Artinya, semua yang waras mengetahui bahwa Ahok tidak bersalah, maka sampai kapanpun dia tidak bersalah. Jika saat ini dia dipenjara, sebenarnya Ahok sedang mengikuti jejak Yesus, Mandela, Copernikus dan yang lain, demi membela kebenaran rela mempertaruhkan hidupnya.



    Poin ketiga, dan ini  yang terakhir, ini sangat bernuansa politik, yaitu bahwa Pemenjaraan Ahok bisa dijadikan Jokowi untuk menyerang balik semua lawan-lawan  bangsa ini. Dengan vonisnya Ahok yang dikatakan menista agama, maka ke depan kita akan kembali disuguhi drama berseri panjang tentang pengadilan terhadap  mereka yang menista Agama.

    Dalam hal ini, Rizieq Shihab dan geng-gengnya pasti mulai ngompol di tempat karena terpenuhinya tuntutan mereka terkait pemenjaraan Ahok sebenarnya adalah senjata yang bisa menghantam dirnya. Dalil yang dipergunakan menghukum Ahok akan dipergunakan untuk menembak dan mengerangkeng mereka semua yang melawan NKRI dan menolak Pancasila.

    Selain lawan Ahok yang ketar-ketir, para Hakim yang hari ini menjatuhkan vonis, juga pasti akan merinding karena masyarakat Indonesia yang waras pasti akan menuntut mereka juga mengadili Rizieq Shihab dan semua komplotannya yang hoby mengejek agama lain dan juga membuat keributan.

    Saya yakin presiden Jokowi sudah menyiapkan strategi jitu untuk menjebak lawan-lawan bangsa ini. Jebakan ajaib yang tidak mungkin dihindari. Dan saya yakin, beberapa dari yang hadir sebagai bagian yang kontra Ahok di siding hari ini, sudah ada yang merinding jika mereka divonis seperti Ahok. Maka, mari kita tunggu drama indah nusantara demi tegaknya keadilan dan berkibarnya Sang Saka Merah Putih sebagai lambing Negara Republik Indonesia.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © Bersatu NKRI - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -