• Posted by : admin Miyerkules, Mayo 10, 2017


    Difitnah, dicaci-maki, dikafirkan, dilempari, dihujat, dan akhirnya dipenjarakan merupakan sebagian tindakan yang telah dirasakan Ahok dan Jarot, selama periode kepemimpinannya. Akal sehat mana yang bisa berdiam diri melihat keberingasan sekelompok masyarakat dengan semena-mena memperlakukan sesama manusia seperti itu? Akal sehat mana yang akan berdiam diri melihat ketidak-adilan terjadi di depan mata? Akal sehat mana yang cuma membisu menyaksikan Ibukota negaranya carut marut oleh intrik-intrik ketidakwajaran?



    Sungguh kebencian yang sudah sangat merasuk tulang sunsum leher penyangga kepala (mempengaruhi kewarasan nalar), dan berdampak hilangnya sifat-sifat kemanusiaan.

    Intinya bukan agama, bukan ras minoritas, tetapi memang sasarannya Ahok itu sendiri. Ahok harus tersingkir bagaimanapun caranya, agar pesta pora penyelewengan dana oleh para koruptor dan kroninya bebas meluncur bagai pemain sky ice.

    Itulah beberapa hal yang mengelitik hati banyak orang untuk menuliskan apa yang dirasakan. Ini kewajaran, ini jamak lumrah, karena banyak hal yang tidak lumrah terjadi. Karena hal ini juga merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab sebagai warga bangsa untuk saling mencerdaskan. Cerdas dalam berpikir, cerdas dalam menganalisis, cerdas dalam akal budi, cerdas memaknai setiap kejadian,  dan cerdas dalam kepribadian Indonesia.

    Kalau tidak sekarang, sampai kapan kita mau berdiam diri tanpa menunjukkan kecerdasan berwarga negara dan berbangsa kita?  Benar seperti kata seorang teman “menulis itu ibarat menahan kencing, harus segera dilakukan sampai tuntas”

    Para “click builder” seperti terbangun dari tema-tema fiktif (meskipun tema ini perlu juga) lantas dengan cepat beralih ke realita yang ada di depan matanya. Tentang Ahok, Habib Riziek, Firza Husein, Ahmad Dani,  Tito Karnavian, Jokowi, Gatot Nurmantyo, Marissa Haque, Sari Roti, demo berjilid, dan sebagainya. Ini dilakukan hanya semata-mata agar masyarakat cerdas bersikap, dan tidak termakan hoax. Kemudian tersadarkan rasa nasionalismenya. Mengapa demikian? Karena saat ini Indonesia sedang membutuhkan terbangunnya rasa kebangsaan yang tinggi, demi tercapainya kejayaan bangsa melalui tatanan negara yang melindungi dan menyejahterakan seluruh warga negara Indonesia.

    Maka tak heranlah kita jika sejak awal menjabat, Presiden Joko Widodo gencar dengan “Revolusi Mental”. Dan kita jangan memunafikkan diri karena ternyata memang benar mental kita perlu revolusi.

    Para click builders secara langsung melalui tulisan-tulisannya, sedikit banyak harus memberikan  pencerahan bagi masyarakat pembaca agar tidak gampang terprovokasi, hingga menyebabkan semakin rusaknya sendi-sendi kehidupan berbangsa bernegara.

    Sebelum mempublikasikanya, Click Builders tentunya sudah menemukan informasi pembanding dari media-media kredibel, lantas menuliskan ide-idenya tanpa emosi dan tanpa kalap. Tentunya juga mempertimbangkan azas manfaat dengan mengutamakan kebenaran.



    Ahok-Jarot menginspirasi banyak orang dan banyak hal, salah satunya keberanian menyuarakan kebenaran, keadilan, ketulusan, dan keteguhan melalui tulisan.

    Kita bisa menemukannya di berbagai tulisan  media sosial, bagaimana Ahok-Jarot menginspirasi kesadaran masyarakat akan kebenaran, keadilan, ketulusan dan keteguhan, tidak hanya di DKI Jakarta, tetapi hampir seluruh daerah di Indonesia.

    Click Builders juga bermunculan dari berbagai penjuru dunia, karena mereka pun ikut menunjukkan kepedulian terhadap permasalahan sedang menimpa seorang Ahok, yang sepertinya sulit mereka nalar, sebagai bentuk dukungan, bukan buat Ahok semata tetapi juga buat masyarakat Indonesia tentang bagaimana menyikapi keadaan ini.

    Maka tergeraklah hati ini tatkala seorang teman mengirimkan sebuah tulisan bernuansa mengingatkan seperti berikut ini  (meskipun isinya ada benarnya juga). Tapi justru malah semakin mencambuk jemari ini untuk selalu memegang pena menyobek kertas lantas menulis.


    Seolah seperti ter-dopping semangat ini sehingga menulis layaknya “Pengantin Baru” bergairah dan nikmat menjalaninya. Dan dalam imajinasi tulisan itu terotak-atik menjadi seperti berikut ini, dengan tujuan kawan-kawan penulis tetap bersemangat menyuarakan kebenaran, persatuan, perdamaian, cinta kasih, saling menghargai,  hakikat kehidupan manusia, dan nasionalisme. Inilah yang menjadi tugas dan tanggung jawab kita sebagai warga negara. Tidak diam tapi justru meyuarakan kebenaran dengan cerdas dan santun, luwes dan tidak arogans (karena kita bukan mereka).



    Tetaplah terus suarakan kepada masyarakat tentang indahnya keberagaman, nilai-nilai luhur kebhinekaan, terlebih lagi tentang nilai-nilai kemanusiaan. Sehingga masyarakat cerdas bersikap, cerdas nurani, dan cerdas akal budi, demi tegaknya NKRI, Pancasila, dan Undang-Undang Dasar 1945.

    Indonesia tetaplah Indonesia, menjunjung tinggi kemajemukan yang telah menjadi ciri sejak berdirinya “Indonesia” itu sendiri.

    Jarimu Hati dan Maumu, jadilah bagian dari “one million click builder. setiap tulisan yang Anda kirim hanya butuh satu “klik” untuk menyebar. Satu “klik” bisa mengubah dan membangun berjuta hidup manusia. Sering-serinlah “klik” tulisan Anda tentang cinta kasih, perdamaian, persatuan, kebenaran, hakikat hidup, saling menghagai, dan nasionalisme Indonesia.

    Bisa jadi, satu klik dari anda menyebabkan jutaan orang di luar sana menjadi hidup cara berpikirnya, menjadi hidup cara menerima ke-berbeda-an, menjadi hidup wawasan kebangsaannya.



    Terima kasih Ahok-Jarot, karenamulah mata kami terbelalak mengerti dan semakin Indonesia.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © Bersatu NKRI - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -