• Posted by : admin Miyerkules, Abril 26, 2017


    Kejadian memalukan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kali ini menyisakan sesuatu remah-remah kecil yang akan membuat sebuah kesimpulan yang membuat miris diri kita sendiri, kenapa tidak? Karena ada beberapa kejanggalan dalam peristiwa masuknya preman kalijodo dan juga banyak pedagang atau penjaja makanan dan minuman yang “menguasai” RPTRA Kalijodo beberapa waktu lalu. Gubernur aktif merasa kecolongan dengan hal ini. Sedangkan si Gubernur baru (yang dilantik bulan Oktober) masih sinis dengan melontarkan sebuah pernyataan yang sekiranya tidak perlu.


    Kenapa saya bilang sinis?
    Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menunjukkan reaksi heran saat ditanya soal juru parkir liar yang menguasai tempat parkir di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo, Jakarta Barat.
    “Gubernurnya sudah ganti?” kata Anies di Posko Cicurug, Jakarta Pusat, Selasa (25/4/2017).
    “Belum,” jawab awak media.
    “Kok bisa ya? Menurut saya tertibkan saja,” kata Anies lagi. (sumber)
    Kata “kok bisa ya?” ini bisa berarti heran, heran yang sangat dipaksakan, pasti di dalam hatinya sudah berkata, “Nyahok lu Hok!“. Memang benar RPTRA masih menjadi tanggung jawab Gubernur DKI Jakarta saat ini, Ahok. Tetapi apa layak seorang calon penjabat Gubernur Jakarta yang baru berkata seperti itu, serasa merendahkan dan membiarkan jajaran di bawahnya untuk menentang Ahok, seperti yang pernah saya ulas sebelumnya.

    Kalau boleh dikata, si Gubernur baru lebih baik bisa jaga omongan dan jaga bicaranya, karena tersirat seperti benar-benar merendahkan dan menggiring persepsi dan opini publik mengenai kinerja Gubernur aktif saat ini, Ahok, Benar kan? Serasa seperti jumawa, terus apa dan dimana arti menjalin kebersamaan, kalau Gubernur baru ini malah membikin panas warga Jakarta. Huft!

    Masuknya pedagang dan juga preman-preman liar memang seperti sebuah konspirasi yang didukung oleh ASN di bawah Gubernur aktif saat ini, karena ini kan masih tanggung jawabnya, masih dalam komandonya. Serasa Satpol PP hingga Dinas Perhubungan DKI Jakarta membiarkan praktek ini terjadi, apa di pemerintahan Gubernur baru akan selonggar ini? Kemungkinan sih iya, Entahlah, hanya waktu saja yang bisa menjawab dalam 5 tahun mendatang.


    Beberapa pedagang setelah ada laporan untuk penertiban kawasan RPTRA Kalijodo mulai berbondong-bondong untuk meninggalkan lapaknya secara teratur dan tidak jauh dari kawasan RPTRA yakni kawasan jalan inspeksi. Tetapi yang membuat aneh adalah, banyaknya gerobak yang ditertibkan tidak diklaim lagi oleh sang pedagang, atau dibiarkan begitu saja tanpa diambil lagi. Aneh? Sangat aneh. Lihat foto berikut ini

    Gerobak yang ditertibkan adalah gerobak tak biasa, bahkan masih bisa digolongkan dalam kategori baru, kalau pedagang diambil gerobaknya yang boleh dikata tidak murah ini apa mereka tidak rugi? Atau memang gerobak “baru” ini diberi untuk bisa berjualan di RPTRA Kalijodo saja atau bagaimana ya? Pembaca bisa simpulkan? Kalau saya sih ada, “Persatuan Gerobak Indonesia” tetapi ini sepertinya fiktif, karena tidak ada oraganisasi persatuan seperti ini kan? Iya kan? Ah sudahlah, biarkan saja, yang penting sekarang sudah ditertibkan dan memberikan efek jera kepada pedagang-pedagang nakal ini (dan juga kordinatornya, setidaknya mereka puasa dulu hingga oktober nanti)

    Kalau soal preman-preman yang menguasai parkir di RPTRA Kalijodo, Sandiaga Uno sudah punya solusi, the one and only ultimate solution for all your problems, OK-OCE. Sandiaga berencana memasukkan preman-preman itu dalam programnya (cukup satu kali saja sebutnya, saya sudah muak), yakni program preman to be a security. Jadi preman-preman ini akan diberi pelatihan basic security untuk bisa menjadi beking, eh maaf, untuk bisa menjadi tenaga keamanan berkualitas di masa mendatang, ini maksud saya. (sumber)

    Entah apa yang menjadi sebuah tanda tanya untuk peristiwa masuknya preman-preman parkir liar dan juga pedagang makanan minuman, apakah ini digerakkan oleh seseorang atau secara berkelompok untuk menjatuhkan kredibilitas dan mencoreng wajah Ahok dan Djarot di akhir masa jabatannya. Bisa jadi.

    Akankah ada deal dari penguasa Kalijodo sebelumnya?

    Ya seperti itulah … Pak cik pak pak preman preman oh oh (semoga istrinya gak marah saya ambil lirik lagu suaminya)


    Sumber: Seword

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © Bersatu NKRI - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -