• Posted by : admin Linggo, Mayo 14, 2017


    Bersatu NKRI - Konser musik yang dipimpin oleh musikus Addie MS yang digelar di Balai Kota DKI (10/5) bersama lebih dari 10.000 warga pendukung Gubernur DKI Jakarta nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok kembali menyisakan satu cerita haru.

    Cerita sang konduktor yang harus menahan dirinya untuk tidak menangis ketika memimpin konser ribuan orang yang berlinang airmata dan kemudian harus menangis di momen yang tak terduga.

    Tak pernah muncul di pikiran Addie MS bila konsernya ini akan menjadi konser yang tersulit baginya sepanjang sejarah dari banyaknya konser yang telah dipimpin oleh beliau.

    “Saya menahan tangis. Saya melihat wajah-wajah pengunjung barisan depan menangis. Sebelah kiri saya Pak Djarot menangis. Saya agak menengadah melihat pengunjung yang lebih jauh untuk menahan tangis.”

    Konser yang diadakan secara spontan ini tidak disangka-sangka mendapat respon luar biasa dari warga Jakarta bahkan sampai banyak warga yang berdatangan dari daerah lain di Indonesia. Mereka hanya mendapatkan undangan dari pesan melalui aplikasi pesan Whatapps sehari sebelumnya.

    Mereka datang.
    Mereka bernyanyi bersama.
    Melambaikan tangan bersama.
    Menangis bersama.
    Menyuarakan suara hati yang sama.
    Mengudarakan rasa nasionalisme untuk Indonesia.


    Pada hari yang sama dalam sesi wawancara dengan Metro TV di acara “Primetime News” sang maestro menceritakan kejadian saat dalam perjalanan menuju Metro TV untuk menghadiri sesi wawancara tersebut. Beliau menceritakan menerima pesan melalui Whatapps dari Ibu Veronica Tan, istri Pak Ahok, mengenai pemugaran gedung untuk seni.

    Seperti yang kita ketahui bahwa 1 Maret yang lalu, Pak Ahok telah meresmikan tempat yang menyediakan program dan pelatihan yang didedikasikan untuk pengembangan dunia entrepreneur dan craft, yang diberi nama “Jakarta Creative Hub”. Kehadiran Jakarta Creative Hub ini awalnya merupakan ide dari Ibu Veronica Tan.

    Karena ide ini dinilai baik dan menarik banyak minat dari kalangan muda, maka kemudian dibuatlah tempat kreatif serupa di bidang musik yang dikoordinator oleh Addie MS.

    “Dalam perjalanan ke sini, saya baca WA (Whatapps) dari Bu Vero yang meng-update perkembangan di fasilitas seni tertentu. Sampai rinci gitu. Saya kaget! Dalam batin saya ini keluarganya sedang berduka sekali. Pak Ahok sedang menghadapi itu (hukuman dipenjara). Kok Ibu Vero bisa kepikir tetap memperhatikan pekerjaan demi sebelum Oktober tugasnya untuk musisi. Disitu saya ga kuat, akhirnya saya nangis tadi di mobil. Gara- gara .. kok ada ya orang sebaik itu.

    Saya langsung (mengetik) Ibu Vero maaf, jangan ngomong itu Bu Vero, saya ga kuat ni Bu Vero, saya nangis ini Bu Vero..”

    Saya pun menangis mendengar penuturan Addie MS.

    Ketika ribuan warga di luar sana berteriak memaki dan marah dengan ketidakadilan sistem peradilan Indonesia, ketika warga menjerit menangis terhadap hukuman Pak Ahok, ketika banyak warga menjadi apatis terhadap kemampuan negaranya untuk melindungi warganya yang tidak bersalah yang merupakan salah satu putra terbaik bangsa, ketika warga kehilangan harapannya, ketika sebagian orang meratapi kejamnya nasib minoritas di bumi Indonesia ini, .. anda masih tetap berdiri di sana Bu Vero!

    Di posisi dan tempat yang sama saat sebelum Pak Ahok divonis hakim. Bekerja untuk kepentingan orang lain, bekarja untuk kepentingan warga, bekerja untuk Indonesia!

    Indonesia yang sudah merebut suami anda, Indonesia yang sudah memenjarakan suami anda.

    Bu Vero, saya pun tak tahan untuk berkata-kata!

    Kami yang bukan keluarga Pak Ahok, kami yang tidak kenal secara pribadi dengan Pak Ahok, kami yang hanya mengenal Pak Ahok dari media dan melihat hasil karyanya di lingkungan sekeliling kami, kami yang mencintai Pak Ahok dari jauh. Kami tidak mampu menatap Indonesia sebagai ‘sahabat’ lagi.

    Tetapi anda bisa bertahan dan terus melanjutkan pengabdian Pak Ahok. Saya tidak tahan untuk tidak menangis lagi Bu Vero.

    “ Saya tahu persis, tidak melebih-lebihkan, demi Allah, Bu Vero itu sama halnya Pak Ahok, tidak memikirkan diri sendiri, mereka berdua selalu memikirkan orang lain,” lanjut Addie MS.

    Bu Vero, seandainya anda ingin berhenti untuk berduka dan tidak memikirkan warga Jakarta pun tidak apa-apa. Sungguh! Tidak akan ada yang bisa menyalahkan ibu.



    Tapi bu Vero bukanlah saya. Saya seperti tertampar.

    Sekarang saya semakin tahu, Pak Ahok memang telah disiapkan Tuhan untuk Indonesia sejak lama. Tuhan menaruh wanita sekuat anda di sisi Pak Ahok. Kegetiran yang sepahit inipun tidak mampu menyurutkan langkah anda berdua.

    Anda berdua sungguh telah mengajarkan teladan bagi kami. Bahwa Indonesia negara yang kami pijak, negara dimana kami lahir tidaklah kejam. Negara ini sudah memberikan begitu banyak kenikmatan hidup.

    Yang memenjarakan Pak Ahok bukan Indonesia, tapi segelintir orang-orang rakus yang menamakan dirinya negarawan dan penegak hukum!

    Terima kasih untuk cinta anda pada kami dan Pak Ahok sehingga Pak Ahok tetap kuat sampai hari ini.

    Tetap semangat dan tersenyum dengan cinta anda Bu Vero. Kami senantiasa mendukung langkah anda dan suami anda. Tetap tegap berdiri sampai Pak Ahok kembali!

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © Bersatu NKRI - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -