Posted by : admin
Miyerkules, Abril 26, 2017
Permainan catur dimainkan oleh dua orang dengan ketenangan dan pemikiran yang panjang. Apabila permainan dilakukan dengan sembarang langkah akan mengurangi kenikmatan di dalam bermain catur. Orang yang menyaksikan juga akan merasa hambar dan akan meninggalkan lokasi permainan itu sendiri.
Dalam permainan catur yang bisa melakukan langkah kuda adalah kuda itu sendiri. Tetapi dalam politik teman bisa jadi lawan. Dalam hal ini saya ingin menyatakan bahwa permainan politik kubu lawan Ahok-Djarot seumpama permainan catur pion bisa melakukan langkah kuda. Sehingga dengan demikian akan sangat gampang menaklukan kubu lawan.
Plikada DKI Jakarta baru saja selesai dengan pemenang hasil hitungan cepat adalah pasangan Anies-Sandi dengan selisih suara sekitar 15%. Apresiasi tinggi layak disampaikan terhadap proses Pilkada Jakarta walaupun banyak terdapat indikasi kecurangan. Bukan hanya kecurangan tetapi juga intimidasi terhadap pemilih pasangan Ahok-Djarot.
Kedewasaan dan sikap kenegarawan Ahok-Djarot dapat menenangkan semua simpatisan dan para pendukung Ahok-Djarot dengan menerima kekalahan dengan rendah hati dan lapang dada. Senyum kebahagiaan keluar dari wajah Ahok-Djarot setelah dinyatakan kalah melalui hitungan cepat berbagai media elektronik.
Sesak dan marah tetap di tahan di dalam dada melihat apa yang telah di disampaikan oleh Ahok melalui konferensi pers “Jabatan Tuhan yang memberi dan Tuhan yang ambil”. Pernyataan yang sangat berwibawa dan tidak ada satu orangpun yang akan membantah kalimat tersebut. Sungguh luar biasa seorang Ahok yang walaupun kalah tetap berdiri dengan tegar.
Apakah apabila kubu lawan kalah akan melakukan apa yang akan dilakukan oleh pasangan Ahok-Djarot? Saya berpikiran mereka tidak akan melakukannya karena dari awal mereka menyakini tetap menang dan pilihan mereka hanya satu yaitu menang.
Masih ada waktu 5 bulan bagi Ahok-Djarot untuk melayani Jakarta sebelum mereka mengakhiri jabatan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Pak Ahok dengan jantan meminta dukungan rakyat Jakarta untuk tetap mendukung mereka. Sungguh seorang pelayan sejati yang mementingkan kebutuhan rakyat daripada memikirkan kekalahan mereka dalam Pilkada.
Pembangunan yang telah dilakukan oleh pasangan Ahok-Djarot sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur telah dapat dinikmati saat ini oleh seluruh warga DKI Jakarta. Ahok juga dengan berani mengatakan akan bersedia membantu pasangan pemenang dengan memberikan data-data pembangunan kepada pihak pemenang Pilkada yaitu Anies-Sandi.
Harapan kita pembanguan yang telah dilakukan oleh pasangan Ahok-Djarot dapat dilanjutkan dengan baik sesuai dengan harapan pembangunan itu sendiri. Harapan kita juga akan ada pembangunan plus dapat terwujud pada pemerintahan yang akan dipimpin oleh Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Sesuai dengan slogan mereka yang sering menambahkan kata plus pada produk kampanye mereka. Semoga saja ini tidak menjadi janji manis yang apabila tidak terjadi akan menimbulkan protes dari berbagai kalangan masyarakat dan juga pendukung mereka.
Pada dasarnya Ahok-Djarot bukanlah pilihan pemenang pada Pilkada DKI Jakarta. Ahok naik menjadi Gubernur setelah Joko Widodo yang pada saat itu sebagai Gubernur menang pada pemilihan sebagai Presiden. Pada saat itu banyak koruptor yang menginginkan Ahok juga keluar dari pemerintahan DKI Jakarta. Kita masih ingat dengan kasus DPRD DKI dengan Ahok yang secara terang-terangan dibuka oleh Ahok ke publik bahwa telah terjadi penyelewengan dana secara besar-besaran melalui penyediaan barang berupa UPS sekolah. Hal ini membuka mata kita bagaimana ketegaran Ahok melawan ketidakbenaran yang telah menggurita di DPRD Jakarta.
Kalijodo awalnya merupakan salah satu tempat beredarnya prilaku maksiat bisa diubah menjadi kawasan ramah lingkungan dan merupakan salah satu kawasan wisata keluarga yang digemari. Hanya Ahok yang berani melakukan hai ini walaupun pada awalnya banyak malakukan perlawanan. Saat ini Kalijodo juga bergejolak dengan maraknya parkir liar.
Mimpi Indonesia ingin melihat gebrakan apalagi yang akan dilakukan oleh Ahok di kota Jakarta pupus sudah dengan kekalahan telak mereka pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. Mungkin masyarakat Jakarta lebih menginginkan memiliki Gubernur dan Wakil Gubernur yang baru. Pilihan telah dibuat dan diputuskan.
Jalan hidup masih panjang dan mimpi tetap di pegang teguh, waktu tidak bisa dihentikan. Ahok sudah membuktikan bahwa dia bisa menang melawan ketidakbenaran, ke dapan pasti akan hadir anak-anak bangsa yang bisa melebihi Ahok di Indonesia.
Sumber: seword